Cuma banyak orang tuh mentok dan ga tau konten apa yang mau diposting, konten apa yang punya daya tarik kuat sampe orang mau share kesana kemari dan nempel sama akun kita. Sama ngurusnya tuh ribet banget...
Contohnya ada 2, ada orang yang udah punya produk ada orang yang belum punya produk. Tapi dua-duanya bisa tetap jualan.
Mari kita bahas..
1. Sudah Punya Produk
Nih catat, ga semua produk bisa pake cara ini, makanya di liat-liat dulu produknya. Bisa apa engga...
Saya kasih case, kamu udah bunya produk jualan bucket bunga di Bekasi.
Kamu bisa bikin akun publik dengan nama, @ceritakitadibekasi isinya seputaran dunia relationship, mau quote, mau story, mau apa gitu. Intinya tentang bekasi.
Ini gak instan yaa..butuh proses. Kalau mau cepat..yaaa..ngiklan lah, jangan bikin konten aja.
Kenapa harus ada kata "bekasi" nya? karena jualan bucket bunga pasti penyok kalo dikirim-kirim keluar daerah, simpelnya yaa..target market kamu orang darah situ (masyarakat asli situ)
Saat akun kamu berkembang, followernya naik dan naik, itulah saatnya kamu promosi produk kamu. Edukasi dan kasih tau follower kalau itu toko kamu, produk jualan kamu.
Kamu punya audience dan punya trafik, yaa saatnya kamu promosi.
Nah kurang lebih simpelnya kaya gitu, simpelnya loh yaa..gak seindah sewaktu prakteknya.
2. Belum Punya Produk
Paling mudah yang sesuai dengan interestnya kamu. Atau sesuai hobi kamu.
Contoh simpel belum punya produk, kamu bikin akun publik misalnya :@hobilukis
Kamu kelola itu akun, terus saat followernya mulai naik dan naik, saatnya kamu jualan alat-alat lukis. Perlengkapannya, alat-alatnya dan segala macamnya. Dropship dulu aja kalau ga sanggup beli stok perlengkapannya.
Kebanyakan orang pake strategi ini akhirnya bikin akun publik yang arahnya ke humor. Padahal kalau dipikir-pikir niche nya terlalu general, terlalu luas kalau humor. Lebih baik dikerucutkan sih kalau menurut saya. Shingga akunmu lebih mudah dikenali orang. Kalau di campuradukkan kelihatan tidak menarik bukan?
Jangan tergoda simpelnya, asli bos ini ga sesimpel itu, kadang ada yg jelasin model kaya gini pake bahasa yg ribet intinya yaa kaya yg diatas itu
Cuma kamu harus tau bahwa ga semua produk bisa dijual dengan konsep demikian
Nah kurang lebih simpelnya kaya gitu, simpelnya loh yaa..gak seindah sewaktu prakteknya.
2. Belum Punya Produk
Paling mudah yang sesuai dengan interestnya kamu. Atau sesuai hobi kamu.
Contoh simpel belum punya produk, kamu bikin akun publik misalnya :@hobilukis
Kamu kelola itu akun, terus saat followernya mulai naik dan naik, saatnya kamu jualan alat-alat lukis. Perlengkapannya, alat-alatnya dan segala macamnya. Dropship dulu aja kalau ga sanggup beli stok perlengkapannya.
Kebanyakan orang pake strategi ini akhirnya bikin akun publik yang arahnya ke humor. Padahal kalau dipikir-pikir niche nya terlalu general, terlalu luas kalau humor. Lebih baik dikerucutkan sih kalau menurut saya. Shingga akunmu lebih mudah dikenali orang. Kalau di campuradukkan kelihatan tidak menarik bukan?
Jangan tergoda simpelnya, asli bos ini ga sesimpel itu, kadang ada yg jelasin model kaya gini pake bahasa yg ribet intinya yaa kaya yg diatas itu
Cuma kamu harus tau bahwa ga semua produk bisa dijual dengan konsep demikian
Cara ini identik dengan yg main organik, memang iyaa .. makanya kalau tau budget pas-pasan mari pelajari. Tapi bukan berarti ga iklan sama sekali yaa
Ada case lain yang jualan produk "tas branded" doi punya banyak akun gosyip gosyip dan nempel di watermark video nya serta tiap captionnya mengarah ke akun olshopnya
Tujuannya apa? Trafik .. kita jualan butuh trafik (pengunjung), butuh attention dari orang di sosial media
Kalau kamu belum ngerti soal konten, ini harus dipahami betul bahwa ujung tombak cara ini adalah konten yg kamu buat
Repost2 doang bisa? Bisa aja, tapi akun kamu berat buat dihargain .. bikin sendiri, kreasiin sendiri, modifikasi .. ini cara biar orang lebih menghargai
Nah, intinya gitu ya manteman..semoga bermanfaat untuk kalian. Selamat Mencoba!
0 Komentar